Mesti Baca: Apa pasal Islam Asyik Kalah Nie???

Oleh asiah_uiam

Pertanyaan yang selalu mengusik hati orang-orang lemah adalah:

Mengapa Allah tidak menolong Mujahidin Afghan, Somalia dan Iraq (sekadar memberikan beberapa contoh) dalam perangnya melawan pasukan kafir sehingga hari ini, padahal mereka itulah yang mampu dan mahu mengangkat syiar penerapan syariat Islam dan memegang teguh Al-Quran dan Sunnah? Mengapa seluruh dunia bersatu menyerangnya sampai-sampai Mujahidin terkadang dipaksa mundur daripada kota-kota yang mereka kuasai?


Kami katakan, Allah memiliki hikmah mengapa itu terjadi, hikmah pertama diterangkan dalam firman Allah Taala:

Demikianlah apabila Allah menghendaki, nescaya Allah akan membinasakan mereka. Tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. (Surah Muhammad, surah ke 47, ayat ke 4)

Sebenarnya Allah boleh sahaja memenangkan Mujahidin, boleh sahaja Allah mematikan dan menghancurkan seluruh kekuatan mereka sekelip mata, akan tetapi Allah membiarkan orang-orang kafir itu menguasai kaum muslimin untuk memberikan ujian, ertinya untuk menguji kaum muslimin dan menguji kejujuran mereka, jika mereka sabar dan semakin berpegang teguh dengan dien mereka serta mendekatkan diri dan mengadukan perkaranya kepada Allah Taala, maka Allah akan menolong mereka setelah melihat bahawa mereka memang layak memperoleh kemenangan. Allah akan mantapkan kekuasaan dien yang Dia redai bagi mereka (Islam) setelah mereka memenuhi syarat-syarat untuk mencapai kekuasaan di muka bumi. Allah Taala berfirman:

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahawa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan untuk mereka dien (agama) yang telah diredai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (Surah An-Nur, surah ke 24, ayat ke 55)


Dan berfirman:

Musa berkata kepada kaumnya: Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya daripada hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah untuk orang-orang yang bertakwa. (Surah Al-A’raf, surah ke 7, ayat ke 128)


Dan berfirman:

Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis didalam) Luh Mahfuzh, bahawasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hambaKu yang saleh. (Surah Al-Anbiya’, surah ke 21, ayat ke 105)


Dan berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (Surah Fushshilat surah ke 41, ayat ke 30-31)

Justeru, syarat untuk menjadi sebagai orang yang berkuasa (menjadi pemimpin) di muka bumi ini harus dipenuhi terlebih dahulu oleh orang-orang mukmin.

Sebahagian syarat itu telah Allah sebutkan dalam ayat-ayat tadi, di antaranya adalah iman (iaitu beriman pada Allah, beriman pada rasul, tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan nyawa, sebagaimana yang tersebut dalam surah Hujurat, ayat 14) dan amal soleh (antara bentuk amal-amal soleh ialah amal-amal yang dilakukan dalam Jihad, sebagaimana yang tersebut dalam At-Taubah ayat 120-121), mengikuti manhaj Nabi saw dan para sahabat beliau yang dahulunya pernah berkuasa di muka bumi, meyakini ajaran dien yang benar (Islam), tidak menyekutukan Allah, meminta tolong hanya kepada Allah, sabar atas jalan jihad dan perang melawan musuh, bertakwa kepada Allah dalam kondisi sendirian atau dilihat orang serta beramal soleh secara menyeluruh dalam semua keadaan.

Malah, karakter seorang mujahid hendaklah sentiasa berada dalam keadaan mengikrarkan ‘Rabbku (Tuhanku) adalah Allah, sekaligus mengamalkan tuntutan ikrar tersebut. Seorang mujahid juga harus konsisten (istiqomah) di atas ajaran diennya.

Inilah syarat-syarat yang apabila seorang hamba bersungguh-sungguh merealisasikannya, ia akan menjadi orang yang berhak diberi kemenangan oleh Allah dan Allah akan menjadikan dia berkuasa di muka bumi.

Kita memohon kepada Allah agar Dia memuliakan mujahidin dan menolong mereka serta menjadikan mereka berkuasa. Semoga Allah menghancurkan serta mencerai beraikan orang-orang kafir, menghinakan mereka dan menjadikan mereka sebagai ghanimah bagi kaum muslimin.

(Petikan ini diolah daripada Artikel bertajuk ‘Tsawabit ‘ala dharbi al jihad’ karya Asy-Syahid Syaikh Yusuf bin Shaleh Al-‘Uyairi)
[www.pintusyurgadipattani.blogspot.com, http://altawbah.net/vb/， www.arrahmah.com]

---

Jika gentar pada risiko..usah bicara erti perjuangan....

---